Studi ini juga menunjukkan bahwa penggunaan stimulan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko psikosis. Namun, peneliti masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah efek ini bersifat jangka panjang atau hanya berlangsung selama penggunaan stimulan.
Panduanjerawat.com – Peneliti baru-baru ini menemukan bahwa penggunaan dosis tinggi obat ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder), terutama stimulan seperti amfetamin, dapat meningkatkan risiko psikosis atau mania hingga lima kali lipat.
Dikutip dari Medical Daily, Sabtu, ADHD adalah gangguan neurodevelopmental yang memengaruhi kemampuan untuk mempertahankan fokus, tetap tenang, dan mengatur dorongan. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, kinerja akademik, dan interaksi sosial. Meskipun umumnya didiagnosis pada anak-anak, namun kondisi ini dapat berlanjut hingga dewasa dan gejalanya dapat berubah seiring bertambahnya usia.
Untuk mengobati ADHD, umumnya dilakukan kombinasi terapi, pelatihan orang tua dalam manajemen perilaku, serta penggunaan obat stimulan dan non-stimulan. Namun, penggunaan stimulan untuk pengobatan ADHD telah meningkat dalam dekade terakhir, terutama selama pandemi COVID-19.
Studi sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara penggunaan amfetamin dan peningkatan risiko psikosis. Namun, dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry, peneliti mengeksplorasi bagaimana berbagai dosis memengaruhi risiko ini.
Para peneliti menganalisis data kesehatan pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan mental Mass General Brigham, McLean Hospital, dan menemukan bahwa individu yang menggunakan amfetamin resep dalam sebulan terakhir lebih mungkin mengalami psikosis atau mania yang baru dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.
Risiko tertinggi ditemukan pada individu yang menggunakan dosis tinggi amfetamin, yang setara dengan 40 mg adderall. Meskipun tidak dapat dipastikan bahwa stimulan secara langsung menyebabkan psikosis, namun peneliti menyarankan bahwa ada hubungan biologis antara keduanya karena stimulan dapat meningkatkan kadar dopamin di otak, yang mirip dengan perubahan yang terjadi pada psikosis.
Peneliti juga menemukan bahwa penggunaan stimulan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko psikosis. Oleh karena itu, para peneliti menekankan bahwa dosis harus menjadi pertimbangan utama saat meresepkan stimulan untuk mengobati ADHD. Hal ini juga harus dipantau oleh pasien dan dokter mereka setiap kali obat ini diresepkan.
Meskipun studi ini tidak membuktikan secara pasti bahwa stimulan menyebabkan psikosis, namun peneliti menyarankan bahwa ada kemungkinan efek ini bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara penggunaan stimulan dalam jangka panjang dan risiko psikosis.
- Obat ADHD Dapat Tingkatkan Risiko Psikosis, Peringatan Terbaru dari Para Ahli - September 14, 2024
- Coway dan ITB dorong mahasiswa untuk mendalami pengolahan air demi keberlanjutan lingkungan - September 7, 2024
- Asupan Protein yang Cukup Penting untuk Penuaan yang Berkelanjutan - September 7, 2024
- Mengenal Lebih Dalam Tentang Aneurisma Otak: Ancaman dan Konsekuensinya - September 7, 2024
- Marshanda Berbagi Rahasia Menurunkan Berat Badan 20 Kg dengan Olahraga Rutin 5 Kali dalam Seminggu - September 7, 2024